Laman

Sabtu, 05 November 2016

Makalah Hakikat Filsafat Pendidikan Islam




MAKALAH

Hakikat Filsafat Pendidikan Islam

Guna memenuhi tugas Kelompok mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Dede Darisman, M.Pd.I.


Di susu Oleh:
Diar Mar’atussholihah
Leli Lum’atul Holisoh          
Uup Abdurrouf


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2016


KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmannirahim
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, yang telah tercurahkan, hingga kini dapat menyelesaikan tugas kami ini berupa Makalah Filsafat Pendidikan Islam.
            Maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk melaksanakan salah satu tugas kelompok serta merupakan sarana untuk memperluas wawasan keilmuan kami dan wawasan keislaman pada khususnya di IAID ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Namun kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak untuk menjadi acuan bagi karya tulis selanjutnya.





Darussalam,   September 2016


Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.     Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat................................................................................ 2
B.     Pengertian Filsafat Pendidikan Islam...................................................
C.     Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam..........................................
D.    Pendekatan dalam Filsafat Pendidikan Islam.......................................
E.     Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam...........................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10

 

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
 Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian
Filsafat Pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
Sebagai disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya. Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-masalahnya. Ajaran dan pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis, maka kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat pendidikan Islam.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian filsafat?
2.      Apa pengertian filsafat pendidikan Islam?
3.      Apa Sumber-sumber filsafat pendidikan Islam?
4.      Bagaimana pendekatan dalam filsafat pendidikan Islam?
5.      Apa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam?
  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian filsafat.
2.      Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan Islam.
3.      Untuk mengetahui sumber-sumber filsafat pendidikan Islam.
4.      Untuk mengetahui pendekatan dalam filsafat pendidikan Islam.
5.      Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan Islam.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat
Kata filsafat bersal dari bahasa Yunani ‘philosophia’. Seiring berkembangnya zaman, istilah filsafat dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti “philosophic” berasal dari bahasa Jerman, Belanda dan Prancis. Kemudian dalam bahasa Inggris dikenal dengan “philosophy”, bahasa Latin “philosophia”, serta dalam bahasa Arab dikenal dengan Falsafah.
Secara etimologi pengertian  Filsafat yaitu:
1.      Pengetahuan tentang hikmah.
2.      Pengetahuan  tentang prinsip atau dasar-dasar.
3.      Mencari kebenaran.
4.      Membahas dasar-dasar dari apa yang di bahas.
Adapun dalam buku Aziz Abdul tentang Filsafat Pendidikan Islam mengatakan  pengertian ”filsafat”, Bahasa asalnya yaitu berasal dari bahasa Yunani kuno, yang berarti “cinta akan hikmah”. Dengan demikian seorang filosof, yaitu orang yang mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian dan menciptkan setiap hal positif padanya. Selain itu juga, ia harus mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Menurut Nasution, filsafat adalah berfikir menurut tata tertib logika dengan bebas (tidak terikat pada tradisi dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai pada dasar-dasar persoalan.
Istilah filsafat dapat pula ditinjau dari dua segi, yaitu:
1.      Segi semantik
Kata filsafat berasal dari Bahasa Arab yaitu ‘falsafah’, sedangkan menurut Bahasa Yunani philosophia yang berarti ‘philos’ yaitu suka, cinta (loving), dan ‘sophia’ yaitu pengetahuan, hikmah. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa philosophia berarti cinta kepada kebijakasanaan atau cinta kepada kebenaran.
2.      Segi praktis
Ditinjau dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Tetapi tidak semua berfikir itu berarti berfilsafat, karena yang disebut berfilsafat yaitu berfikir secara mendalam  dan sungguh-sungguh dengan akal manusia untuk mencari dan memikirkan suatu kebenaran.

B.     Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat dapat diartikan sebagai pola berfikir dengan ciri-ciri tertentu, yakni kritis, sistematis logis, kontemplatif, radikal dan spekulatif. Filsafat juga merupakan semacam kritik penuh estetik yang tidak pernah mau membatasi diri. Bahkan penuh dengan pemikiran destruktif dan rekonstruktif.
Menurut Marimba pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Menurut definisi ini ada tiga factor yang mendukung pendidikan islam, yaitu:
1.      Harus ada usaha untuk mengembangkan potensi jasmani-rohani yang dididik secara seimbang.
2.      Usaha didasarkan pada ajaran Islam, terutama didasarkan pada Al-Qur’an dan al-Hadis.
3.      Usaha tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki kepribadian utama menurut ukuran Islam yang jelas sesuai dengan ajaran Islam.

Adapun secara khusus filsafat pendidikan Islam diartikan sebagai suatu analisis atau pemikiran rasional yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis dan metodologis untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pendidikan.
Banyak pendapat tentang pengertian Filsafat Pendidikan Islam. Menurut Abdul Munir Mulkhan, bahwa filsafat pendidikan Islam merupakan usaha mencari asas-asas fundamental pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam juga diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari system dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia.  Filsafat pendidikan Islam ini juga merupakan suatu metode untuk memecahkan problematika pendidikan umat Islam, yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.
Sedangkan menurut Imam Barnadib bahwa filsafat pendidikan itu mempunyai dua corak, yaitu corak filsafat tradisional dan corak filsafat yang kritis. Corak filsafat tradisional adalah filsafat sebagai mana adanya, sistematika, jenis serta alirannya sebagaimana dijumpai dalam sejarah.

C.    Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu bahwa sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-Hadis, 2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim.
Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Dasar dan tujuan Falsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya, yaitu al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’ seperti qiyas syar’I dan ijma’ sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973), pada dasarnya berasal dari kedua sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis). Dalam paparan ini sumber sekundernya adalah Hasil pemikiran ulama’ seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof muslim.
Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu yang bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika, sains), tingkah laku manusia (ilmu-ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Alloh. Hal lain yang juga amat mendasar adalah bahwa al-Qur’an amat menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat, dan iman tanpa ilmu tidak akan berdaya.
Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra, hingga ada kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab pendidikan.
Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat pendidikan Islam karena Nabi Muhammad Shalla Alloh ‘alaihi wa sallam telah memberikan perhatian amat besar terhadap pendidikan, dan memancarkan pendidikan sepanjang hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan akhlah mulia dan mengajak menyembah Alloh semata.
Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama’ yang tertulis dalam kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan filsafat pendidikan Islam. Namun demikian secara subtansial pendapat para filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan, yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai sumber, maka sumber itu harus permanen, constant, dan tidak diperselisihkan keberadaannya. Sedang filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki sifat-sifat kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat dipermasalahkan.

D.    Pendekatan dalam Filsafat Pendidikan Islam
Dari penjelasan diatas dapat ditarik pemahaman bahwa ruang lingkup filsafat  pendidikan Islam berkaitan dengan pendekatan yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1.      Ontologi Ilmu pendidikan,yang membahas hakikat substabsi dan pola organisasi ilmu pendidikan Islam;
2.      Epistemologi ilmu pendidikan,yang membahas hakikat objek formal dan materi Ilmu pendidikan Islam;
3.      Metodologi Ilmu pendidikan,yang membahas hakikat cara-cara kerja dalam menyusun Ilmu pendidikan Islam;dan
4.      Aksiologi Ilmu pendidikan,yang membahas haakikat nilai keagungan teoritis dan praktis ilmu pendidikan Islam.(Redja Mudyaharjo,2006: 7)
Secara Ontologis,pendidikan islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk yang berakal dan berfikir.Jika manusia bukan makhluk yang berfikir,tidak ada pendidikan.selanjutnya,pendidikan sebagai usaha pengembangan diri  manusia dijadikan alat untuk mendidik selain manusia,tidak terkecuali diterapkan kepada binatang.Jika seorang monyet dapat dididik dan di latih,apalagi manusia.
Epistemologi pendidikan Islam adalah seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam,sebagaimana telah di tegaskan bahwa Al-Qur’an sebagai sumber dalam ajaran islam.Pendidikan islam merujuk pada nilai-nilai Al-Qur’an yang universal dan abadi.
Aksiologi pendidikan Islam berkaitan dengan  visi dan misi,etika,estetika,tujuan dan target yang akan dicapai dalam pendidikan.Tujuan pendidikan dapat dilihat  setelah dilakukan suatu evaluasi pendidikan,sebagai suatu sistem penilaian yang duterapkan kepada anak didik,untuk mengtahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan.Evaluasi pendidikan sangat bergantung pada tujuan pendidikan.apabila tujuan pendidikan adalah untuk membentuk anak didik yang berakhlakul karimah,cerdas,terampil,beriman dan bertakwa,sistem evaluasi yang diterapkan harus mengarah pada tujuan yang dimaksudkan. 
Menurut Jalaluddin dan Usman Said, ada dua pendekatanpokok dalam mempelajari Filsafat Pendidikan Islam.
1.      Pendekatan terhadap Wahyu.
2.      Pendekatan terhadap Sejarah
Pendekatan wahyu merupakakn pendekatan dalam mengkaji konsep-konsep wahyu secara filosofis dan analitis, sedangkan pendekatan sejarah dilakukan melalui pengkajian hasil pemikiran ulama (cendikiawan) Islam dimasa silam.
Zuhairi dkk, mengatakan bahwa Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan problem pendidikan Islam dapat menggunakan metode-metode antara lain:
1.      Metode spekulatif dan kontemplatif
Dalam system filsafat Islam disebut tafakur. Baik kontemplatif maupun tafakur merupakan cara berfikir secara mendalam dan dalam situasi yang tenag, sunyi, untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan. Maka ia berhubungan dengan hal-hal yang abstrak. Sepeti hakikat hidup menurut Islam, hakikat Iman, Islam, sifat Tuhan, taqdir, malaikat dan sebagainya.
2.      Pendekatan normative
Pendekatan ini mencari danmenetapakna aturan-aturan dalam kehidupan nyata dalam filsafat Islam, biasa disebut pendekatan syar’iyyah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut syari’at Islam.
3.      Pendekatan analisa konsep
Pendekatan analisa konsep atau disebut juga analisa Bahasa, yang menjadi analisa adalah nash-nash Al-Qur’an maupun hadis Nabi.
4.      Pendekatan historis
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Penggunaan sunah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum dan penelitian hadis-hadis yang memisahkan antara hadis palsu dan hadis shahih pada dasarnya contoh praktis dari penggunaan analisis historis.
5.      Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional, empiris dan eksperimental yang telh berkembang pada masanya.
6.      Pendekatan komprehensif dan terpadu
Pendekatan ini memadukan antara sumber naqli, aqli dan Imani sebagaimana yang dikembangkan oleh Al-Ghazali.

E.     Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Pendidikan secara umum dapat diartikan sebuah usaha manusia yang bertujuan untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Kualifikasi Islam untuk pendidikan memberikan kejelasan untuk bentuk konseptualnya. Pembentukan kepribadian yang di maksud adalah sebagai hasil pendidikan yaitu kepribadian muslim, serta kemajuan masyarakat dan budaya yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.
Adapun pola dan system pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu yaitu:
1.      pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti cara berfikirnya bersifat logis dan rasional tentang hakikat permasalahan yang di hadapi. Hasilnya tersusun secara sistematis, yang berarti satu bagian dengan bagian yang lainnya berhubungan secaran bulat dan terpadu.
2.      Tinjauan terhadap permasalahan yang difikirkan bersifat radikal, artinya menyangkut persoalan-persoalan mendasar sampai ke akar-akarnnya.
3.      Ruang lingkup pemikiranya bersifat univerasal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat kenyataan yang ada di alam ini, baik manusia di masa sekarang maupun masa mendatang.
4.      Meskipun pemikiran dilakukan bersifat spekulatif, artinya pemikiran yang tidak didasari pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental (seperti dalam ilmu alam), akan tetapi mengandung nilai-nilai obyektif.

Filsafat pendidikan Islam merupakan pengetahuan yang membincangkan masalah-masalah pendididikan Islam. Masalah pendidikan tidak dibatasi oleh ideologi tertentu karena semua masalah pendidikan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1.      Lembaga pendidikan
2.      Pendidik
3.      Anak didik
4.      Kurikulum
5.      Tujuan pendidikan
6.      Proses pembelajaran
7.      Metode dan strategi pembelajaran
8.      Kepustakaan
9.      Evaluasi pendidikan
10.  Alat-alat pendidikan
Secara filosofis, hakikat pendidikan berkaitan dengan hakikat para pendidik, anak didik, lembaga pendidikan, dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hak dan kewajiban, tugas dan kedudukan semua yang terlibat dalam pendidikan. Adapu secara epistemologis sumber-sumber dan tolak ukur pendidikan dikaji secara kritis dan mendalam, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.
Ahmad D. Marimba (1980: 45) mengartikan pendidikan Islam sebagai usaha untuk membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam membentuk kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam. Ukuran-ukuran Islam ditunjukkan pada akhlak peserta didik, perilaku konkret yang memberi manfaat kepada kehidupan masyarakat.
Hasan Langgulung (1980: 23) mengatakan bahwa pendidikan Islam ialah pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, yaitu:
1.      Fungsi edukatif, artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik agar terbebas dari kebodohan.
2.      Fungsi pengembangan kedewasaan berfikir melalui proses transmisi ilmu pengetahuan.
3.      Fungsi penguatan keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini dengan pemahaman ilmiah.
4.      Fungsi ibadah sebagai bagian dari pengabdian hamba kepada Sang Pencipta yang telah menganugrahkan kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia. Sebagaiman Allah SWT. berfirman dalam surah At-Tin ayat 4:
”sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S. At-Tin:4).
Filsafat pendidikan Islam mempunyai sasaran pembahasan tentang hakikat permasalahan pendidikan yang bersumber pada ajaran Islam, sehingga pola dan system berfikirnya sesuai dengan pandangan Islam. Filsafat pendidikan Islam membahas tentang permasalahan pendidikan Islam tidak berarti membatasi diri pada permasalahan yang ada di dalam ruang lingkup kehidupan beragama Islam, melainkan menjangkau permasalahan yang lebih luas lagi, yang berkaitan dengan pendidikan umat Islam.





























BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani yang berarti Philosophi. Sedangkan filsafat pendidikan Islam adalah suatu kajian secara filosofis yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode, lingkungan , hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ulama’ dan para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder.
Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan Islam Filsafat Pendidikan Islam mendasarkan landasannya pada sumber-sumber yang permanen, konstan, dan tidak diperdebatkan, mempunyai kebenaran mutlak. Sumber-sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber primer, dan sumber sekundernya adalah ijtihat ulama terdahulu dan pendapat para filosof muslim sebagai pengembangan walau diperselisihkan kekuat




DAFTAR PUSTAKA
Aziz Abdul, Filsafat Pendidikan Islam (Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam), Sukses Offset, Yogyakarta, 2009.
Mubarak Husni Dede, Filsafat Umum,
Tafsir Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 2004, Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar